Kamis, 26 Januari 2012

Menghasilkan Dolar Secara Gratis

share

Info!
Buat kamu yg sering duduk depan komputer sambil OL, daripada kamu bosen buka Facebook dan Twitter terus, mendingan join disini. Gratis sepanjang masa, gak bayar malah dibayar. Barusan Saya menemukan lagi sebuah peruntungan $ (dolar) dari dunia maya. Sebuah sistem yang memberikan profit sharing phenomenom atau fenomena sharing keuntungan, program ini benar benar gratis dan membayar membernya
hanya dengan join saja. Pogram ini baru pre-launch 2 January 2012, dan akan launching pada 09 April 2012.

GRATIS SELAMANYA (TANPA BIAYA)
TIDAK MELAKUKAN PEKERJAAN
TIDAK MENJUAL
TIDAK MEMBELI

Kita cuma perlu "menyebarkan berita" ini dan sebar luaskan secepat kita bisa.
Semakin banyak orang yang mendaftar (gratis) di bawah anda, semakin banyak penghasilan kita

Contoh: Jika Anda mengundang hanya 5 orang untuk bergabung
secara gratis, dan mereka mengundang 5 orang lagi, Anda bisa mendapatkan sekitar $ 4.000 setiap bulan.

perhitungan-nya seperti ini:
1 orang dibawah kita di hitung $1
1st. Generation 5 x $1.00 = $5.00
2nd. Generation 25 x $1.00 = $25.00
3rd. Generation 125 x $1.00 = $125.00
4th. Generation 625 x $1.00 = $625.00
5th. Generation 3125 x $1.00 = $3125.00
pendapatan pasif kita bisa = $3905.00 /bulan
Tanpa melakukan apapun juga selain menyebarkan link dibawah ini.

Perusahaan ini adalah Perusahaan Baru. untuk menandingi GOOGLE maupun FACEBOOK , nanti akan launching 9 April 2012 ini , sebelum Louncing tentu dia butuh member sebanyak mungkin. Remember, Kita di bayar hanya untuk join dan menyebarkan link.

Untuk mendaftar klik disini http://signup.wazzub.info/?lrRef=5a1a2

Minggu, 22 Januari 2012

Kaedah Kebahasaan dalam Penafsiran

share

Dalam memahami kaidah-kaidah tafsir seseorang memerlukan beberapa ilmu bantu. Menurut Kha>lid ibn ‘Us\ma>n salah satu ilmu bantu dalam memahami kaidah-kaidah tafsir adalah kaidah-kaidah kebahasaan (al-qawa>‘id al-lugawiyyah).[1]Kaidah-kaidah ini berkaitan dengan ilmu kebahasaan, ilmu nah}w dan ilmu s}arf.[2] Kaidah-kaidah ini membantu para mufasir dalam rangka tadabbur terhadap ayat-ayat Alquran, karena dia diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab, sebagaimana dalam firman Allah QS. Yu>suf/12: 2, yaitu:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٢)

 Terjemahnya:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”[3]

1
 
Orang yang menafsirkan Alquran tanpa memiliki ilmu yang memadai tentang kaidah-kaidah kebahasaan cenderung melakukan penyimpangan dalam menafsirkan Alquran. Salah satu contoh penafsiran keliru ketika menafsirkan firman Allah swt. QS. Al-Isra>’/17: 71, sebagai berikut:
يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلا (٧١)
Terjemahnya:

“(Ingatlah) pada hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.”[4]

Penafsiran yang keliru adalah kata ima>m dalam ayat tersebut dipahami sebagai bentuk jamak dari kata umm yang berarti ibu. Dengan demikian ayat itu berkonotasi bahwa di akhirat kelak setiap orang akan dipanggil melalui nama ibunya. Hikmahnya dipanggil dengan nama ibunya, bukan bapaknya, untuk menghormati nabi Isa, menyatakan kemuliaan H{asan dan H{usayn, serta untuk tidak mempermalukan anak zina. Interpretasi seperti ini adalah interpretasi yang menyimpang, bahkan menurut al-Zamakhsyari> interpretasi semacam ini adalah mengada-ada. Penafsiran yang benar adalah kata “ima>m” dipahami sebagai sesuatu yang dijadikan pemimpin oleh orang yang bersangkutan seperti nabi, pemimpin agama, kitab, atau agama.[5]


[1] Lihat Kha>lid ibn ‘Us\ma>n al-Sabt, Qawa>‘id al-Tafsi>r: Jam‘an wa Dira>satan, Jilid I (Cet. I; t.t.: Da>r Ibn ‘Affa>n, 1421 H.), h. 40.
[2] Ibid., h. 248.
[3] Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma‘ al-Malik Fahd, 1418 H), h. 348.
[4]  Departemen Agama RI, op. cit., h. 435.
[5] Lihat Abu> al-Qa>sim Mah}mu>d ibn ‘Umar al-Zamakhsyari>, al-Kasysya>f ‘an H{aqa>’iq al-Tanzi>l wa ‘Uyu>n al-Aqa>wi>l fi> Wuju>h al-Ta’wi>l, di-tah}qi>q oleh ‘Abd al-Razza>q al-Mahdi>, Juz II, (Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>s} al-‘Arabi>, t.th.), h. 637.